WAJIB BACA..!!Mengenal Al Fatah, Pondok Pesantren Waria Pertama Di Dunia yang Ada di Yogyakarta
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Pondok pesantren adalah lembaga sekolah yang diasramakan, tujuannya tentu untuk mengenalkan agama kepada santrinya serta mengajarkan mereka hidup mandiri dan jauh dari orangtua. Umumnya, santri yang sekolah di pesantren adalah putra-putri yang sedang menempuh pendidikan dari SD hingga SMA, atau mungkin juga ada pesantren khusus mahasiswa.
Namun, di Yogyakarta ada pesantren unik, yang isinya adalah para waria (wanita pria). Kedengarannya memang aneh, tapi pesantren ini memang berisi para lelaki yang memiliki jiwa perempuan dominan. Bagaimana kisah lengkap mereka? Simak uraian berikut!
Berdiri resmi pada tahun 2008
Shinta Ratri [Sumber gambar]Terletak di di Celenan, Kotagede, Yogyakarta, Pondok Pesantren waria Al Fatah ini berdiri pada tahun 2008. Pendiri ponpes ini adalah Shinta Ratri bersama dua orang rekannya. Saking uniknya, nama Shinta bahkan diberitakan media-media luar negeri sekelas New York Times, TIME, dan BuzzFeed. Inisiatif ini datang karena adanya beberapa waria meregang nyawa dalam gempa bumi Yogyakarta 2006. Sehingga Shinta menginginkan rumah tinggal untuk berkumpulnya para waria. Di Al Fatah ada sekitar 40 orang santri waria, serta ada pula 10 kamar yang tersedia untuk perempuan.
Tujuan adanya lembaga pesantren waria
Para santri waria [Sumber gambar]Selain sebagai rumah, pesantren ini juga menjadi komunitas dengan harapan untuk meningkatkan perlakuan terhadap waria –terutama di Jawa. Dilansir dari okezone.com, Shinta mengatakan bahwa tak ada perbedaan antara Pesantren Al Fatah dan pesantren lain pada umumnya. Di mana para santri belajar mengenai agama Islam. Baginya, waria juga makhluk Tuhan yang berhak diperlakukan sama seperti warga lainnya, termasuk dalam hal beragama. Hanya saja, sebelum disediakan lembaga pesantren ini, para waria kesusahan mencari tempat jika hendak beribadah, ya karena tak semua orang bisa ‘menerima’ mereka. Jadi, Al Fatah ini mengakomodasi teman-teman yang ingin dekat dengan Tuhan.
Cara belajar agama dan beribadah
Shinta yang beribadah sebagai wanita [Sumber gambar]Pernah tidak kamu berpikir bagaimana caranya seorang waria beribadah? Apakah mereka bersarung karena pada hakikatnya adalah lelaki, atau memakai mukena karena mengikuti kata hati dan perasaan? Nah, di Al Fatah para waria bisa beribadah berdasar pada kenyamanan masing-masing. Artinya, jika ia lebih nyaman memakai sarung maka ya pakai sarung, tetapi jika lebih suka pakai rukuh/mukena maka tak ada yang melarang. Yang terpenting, mereka bisa mereka bisa berkomunikasi dengan Tuhannya. Untuk belajar agama, ada ustad yang membimbing mereka mengenal agama. ada pula pelajaran Bahasa Arab, membaca Al-quran, serta sederet hal yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Gimana ya kalau lelaki tapi pakai mukena? Hmmmm
Ditutup pada tahun 2016 karena warga merasa resah
Ditutup pada tahun 2016 [Sumber gambar]Pada akhirnya, ponpes Al Fatah ini harus ditutup. Alasannya adalah ketidaknyamanan para warga karena rumah yang dipakai untuk pesantren adalah milik Shinta yang posisinya di tengah pemukiman dan tak ada izin untuk dijadikan lembaga. Penutupan ini terjadi pada 2016 atas dasar kesepakatan banyak pihak, ada pertemuan pengelola pesantren, perwakilan warga, dan pimpinan Front Jihad Islam (FJI). Tak hanya itu ternyata, ada juga perwakilan dari pejabat Kecamatan, Kapolsek, Danramil, KUA, serta beberapa tokoh masyarakat. Alasan lain di samping warga yang keberatan adalah pendapat bahwa pesantren itu juga dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Islami.
Awalnya tujuan Shinta baik, untuk memberi rasa aman dan nyaman kepada para waria karena sering menerima diskriminasi karena stigma yang melekat pada mereka. Tapi apa daya, masyarakat yang mengajukan permintaan ditutupnya pesantren ini lebih banyak suara, hingga pada 2016 lalu Shinta harus mengalah dan para waria tersebut harus angkat kaki dari tempat yang selama ini menjadi rumah mereka.
Natizen dunia maya kali ini dihebohkan dengan kagantengan seorang pria asal Filiphina yang punya wajah sangat tampan bahkan ketampanannya bisa bikin cewek klepek – kpelek. Dan yang dihebohkan natizen selain ketampanan wajah pria , natizen juga heboh soal kariernya sebagai kuli angkut wortel. Pria bernama Jeyrick Sigmaton ini tak seperti cowok tampan lainnya yang mungkin dengan modal wajah tampan punya pekerjaan yang berlevel tinggi seperti menjadi model atau orang kantoran. Namun Jeyrick ini tak pernah malu bekerja sebagai kuli tukang angkut wortel. Bahkan pria yang menjadi penduduk lokal di daerah Igorot ini sangat giat dalam bekerja. Setiap hari , Jeyrick bekerja di perkebunan wortel di daerah Bauko Monamon Sur, Provinsi Mountain. Ketika itu , wajahnya berhasil tertangkap kamera seorang wanita yang melakukan perjalanan ke Sagada. Di tengah perjalanan, dia tertegun melihat seorang cowok ganteng yang sedang mengangkut wortel di dekat perkebunan di Provinsi M...
Kekuatan cinta bisa memengaruhi kehidupan seseorang. Tak jarang, demi cinta orang rela mengorbankan apapun. Termasuk untuk berpindah keyakinan. Agama merupakan hal yang sensitif, banyak kisah percintaan yang berakhir karena persoalan agama. Guide to Find Hotels in Las Vegas Las Vegas is one of the top holiday locations in the entire US. The Las Vegas Boulevard and the Strip are the streets with the highest density of superb hotels and world famous casinos. During the last years, the Las Vegas Hotels changed their profile. Today, most hotels are perfectly suited for families; they offer huge and comfortable Spa areas and animation for children. Many famous musical productions are shown every night in different theatres along the Strip. Although many dramatic changes happened during the last years, Las Vegas is still called The Sin City and it is the World Largest Gambling City. The only difference is that Las Vegas is offering its dream now to families instead of gamblers only. Las...
Kekayaan alam Garut tergambar dari bentangan alamnya yang indah, tanahnya yang subur, gunung-gunung, lautan yang menyimpan kemakmuran persis seperti syair lagu yang dinyanyikan Opik, bocah kelas 4 SDN Indralayang, Garut. Namun sayangnya, Opik dan keluarga masih belum bisa merasakannya. Mereka masih tinggal di rumah yang layaknya disebut gubuk kebun. Di gubuk ini, Opik tinggal bersama kakek dan neneknya yang sudah renta. Untuk membantu keluarga, setiap hari Opik bekerja serabutan demi Rupiah untuk membeli beras dan biaya sekolah. Memikul balok kayu sepanjang 2 meter dengan berat 15 kg pun ia lakukan. Setelah pulang sekolah, Opik terbiasa membawa kayu sebanyak 5 potong sedangkan di hari libur ia mampu menggotong 13 kayu. Tak pantas rasanya melihat anak seusia Opik harus menanggung beban seberat itu, walau Opik tidak pernah mengeluh sama sekali. Bagi Opik, beban hidup yang ia rasakan sudah lebih berat dari berat kayu yang dipikulnya. Sejak kecil Opik tidak pernah merasakan kasih ...
Komentar
Posting Komentar